Selasa, 28 Februari 2012

penghakiman


PENGHAKIMAN
Pengkhotbah 12:14



MAKALAH
Diserahkan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah
Dogmatika I












Oleh :
Jhoni Marson Pasaribu
NIM: 010-506



SEKOLAH TINGGI TEOLOGI IKSM SANTOSA ASIH
JAKARTA
2011
DAFTAR ISI

BAB I             PENDAHULUAN
A.     Latarbelakang Penulisan
B.     Tujuan Penulisan
BAB II            YESUS ADALAH HAKIM YANG ADIL 
                        Pengertian Penghakiman
BAB III          PENGHAKIMAN KERAJAAN SERIBU TAHUN
                        Mereka Yang Dihakimi
BAB IV           PANDANGAN YANG MENDUKUNG DAN YANG MENOLAK KERAJAAN SERIBU TAHUN
BAB V            PENUTUP
A.     Kesimpulan
B.     Saran










BAB I
PENDAHULUAN

            Penghakiman bukanlah salah satu alasan untuk dapat membarikan sangsi kepada seseorang yang melakukan kesalahan. Melainkandapat membangun seseorang yang telah melakukan kesalahan tersebut menjadi “berubah atau dengan katalain menasehati oarng tersebut untuk tidak melakukan kesalahan yang sama atau kesalahan yang lain. Dalam kehidupan ini, sering sering sekali kita mendengar iustilah-istilah tersebut. Ada banyak orang tidak dapat membedakan penghakiman dengan menasehati. Sementara penghakiman dan menasehati sangatlah berbeda. Penghakiman adalah kesalahan yang tidak dapat diperbaiki lagi sehingga jalan satu-satunya adalah “Hukuman”; sementara nasehat adalah “selagi kesalahan itu masih dapat diperbaiki dan dapat diampuni, ada baiknya untuk tidak memberikan sangsi, melainkan hannya sebuah nasehat untuk memperbaiki kelakuan orang tersebut agar tidak melakukan kesalahan lagi”.

  1. LATAR BELAKANG PENULISAN
Dianggkat dari beberapa buku yang berisikan tentang penghakiman untuk mencari tahu apa maksud dan tujuan dari penghakiman tersebut. Siapakah yang menjadi hakimnyan? Pertanyaan ini akan menjadi sarana bagi kita untuk emncari tahu terntangpenghakikman. Ketika saya ditunjuk untuk membuat suatu makalah dan diberikan judulnya tentang suatu penghakiman, saya sempat berpikir, penasaran, dan ingin tahu apasih sebenarnya penghakiman itu? Membuat saya semakin berniat untuk mencarinya.saya mengambil dari beberapa judul buku dan sebagian lagi saya ambil dari media elektronik.

  1. TUJUAN PENULISAN
Untuk memngajak seluruh Mahasiswa untuk mengetahui betapa
pentingnya mengerti tentang penghakiman. Siapa yang memberikan penghakiman tersebut, kepada siapa penghakiman itu diberikan, atas dasar apa sebuah penghakiman itu diberikan, dan apa pula tujuan dari penghakiman tersebut.

BAB II
YESUS ADALAH HAKIM YANG ADIL
Mencari tahu tentang penghakiman adalah menjadi pedoman bagi setiap
Pengertian Penghakiman
      Manusia, karena hal ini sangatlah penting untuk diketahui. Penghakiman adalah “Proses atau casra untuk menghakimi”[1] tindakan yang seperti ini sering terjadi didalam kehidupan sehari-hari, sehingga menimbulkan kegaduhan antara satu dengan yang lain. Berbeda dengan “hakim, dan menghakimi”; hakim adalah “satu orang yang mengadili suatu perkara (dalam pengadilan dan mahkamah), yang keputusannya tidak dapat diganggu gugat”, sementara menghakimi adalah “tindakan untuk mengadili atau yang bertindak sebagai hakim”.[2]
           
Semasa hidup Yesus Kritus, ada banyak hal yang diberikan kepada pengikut-pengikut-Nya tentang pengajaran-pengajaran yang harus didengar dan dilakukan oleh merekan sesuai dengan kehendak Yesus. Sebab Yesus adalah Allah sendiri yang dimana Ia tidak mengingini umat-Nya binasa. Sehingga Dia berhak untuk memberikan pengajarang yang sesuai dengan kehendak-Nya. Salah satu deari pengajarang itu adalah tentang “penghakiman”. Dimana Yesus sendirilah yang berhak untuk memberi penghakiman tersebut, terkhusus kepada setiap orang-orang yang tidak melakukan kehendak-Nya dan kepada semua orang yang berdosa.
            Istilah dari penghakiman dan menghakimi sangatlah jaug berbeda. Penghakiman adalah berpusat kepada Yesus, atau dengan katalain hannya Yesus-lah yang behak untuk memberikan penghakiman tersebut. Menghakimi adalah usaha untuk menyatakan kesalahan bilamana seseorang melakukan kesalahan. Seperti diawal pendahuluan, saya telah menjelaskan hal ini. Lebih jelasnya lagi, menghakimi adalah “tindakan seseorang kepada orang lain yang menurutnya salah; sementara kledua-duanya adalah sama-sama salah. Atau sifat seseorang yang memandang kesalahan orang lain, sementara kesalahannya sendiri tidak diketahui olehnya (Matius 7:1-5). Sifat yang seperti inilah yang sekarang ini banyak dimiliki oleh manusia “menghitung kesalahan-kesalahan orang lain”. Sementara itu, Firman Tuhan dengan sangat tegas mengatakan “Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu” (Matius 7:2). Seperti seorang raja yang memerintah atas suatu daerah atau yang memeritah atas suatu bangsa, raja tersebut berhak memberikan perintah atau membuat suatu peraturan untuk masyarakatnya yang sesuai dengan kehendaknya sendiri. Tetapi Yesus adalah Raja di atas segala raja, yang memerintah di segala pemerintahan. Seperti yang terdengar dalam suatu Gereja yang mengungkapkan Pengakuan Iman Rasuli sanagtlah jelas diketahui bahwa Yesus itu adalah Hakim dari segala hakim “.......yang duduk disebelah kanan Allah Bapa Yang Maha Kuasa, dan dari sana akan datang kembali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati ........”  kata-kata didlamnya bukan untuk mernghakimi orang yang hidup saja, melainkan yang mati juga.
            Itu adalah gambaran yang membuktikan bahwa Yesus adalah Hakim yang Adil dan yang berkuasa. Yesus yang berkusa atas raja-raja bumi ini: Kristus adalah anak Daud, yang duduk diatas takhta-Nya sebagai Raja bangsa Perjanjian. Semua raja di bumi haruslah menghormati-Nya. Walaupun mereka memberontak, mereka akan takut pada-Nya. Yesus Kristus adalah Raja besar yang tetap akan memerintah dan melindungi bangsa-Nya.[3] Sangatlah terlihat bahwa raja-raja di bumi ingin melawa Raja yang besar Kuasa itu. Seperti yang dituliskan di dalam Alkitab yang kit abaca setiap saat “raja-raja dunia bersiap dan para pembesar bermufakat melawan Tuhan tang mengurapi-Nya:
”marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuangh tali-tali mereka dari pada kita” Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa; Tuhan mengolok-olok mereka. Maka berkatalah Ia kepada mereka dalam murka-Nyadan mengejutkan mereka dalam kehangatan amarah-Nya: “Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, Gunung-Ku yang kudus” Aku mau menceritakan tentanmg ketetapan TUHAN: Ia berkata kepadaku “Anak-Ku engkau” Engkau telah Ku-peranakkan hari ini (Mazmur 2:2-6).[4]
Sampai selama-lamanya, Kemuliaan dan Kuasa akan tinggal pada Yesus Kristus. Kerajaan-Nya tidak akan pernah berakhir.[5] Itulah sebabnya mengapa Yesus disebut sebagai Hakim yang adil, karrena Dia berdaulat atas segalanya yang ada dibumi maupun yang ada di surga. Tidak ada satupun kuasa yang sanggup melampaui kuasa Yesus, dan tidak ada pemerintah yang sanggup memberikan penghakiman kepada seluruh manusia yang hidup maupun yang telah mati. Karena penghakiman yang diberikan Tuhan Yesus adalah penghakiman yang sesuai dderngan pelanggaran yang telah dilakukan. Baahkan kepada Iblis-pun Yesus memberi penghakiman itu. Sehingga Yesus yang merelakan hidup-Nya sebagai ganti dosa semua umat manusia disalibkan mati dan, turun kedalam kerajaan maut, untuk memberi penghakiman kepada Iblis yang menyesatkan umat manusia (I Korintus 15:55). Jadi tidak ada alasan yang kuat untuk mengatakan “bahwa Yesus bukanlah hakim yang tidak adil”, bukti-bukti diatas telah cukup jelas dan sangat tegas mengatakan bahwa Yesus adalah “Hakim yang adil”.

BAB III
 PENGHAKIM KERAJAAN SERIBU TAHUN
Berbicara tentang kerajan, ternyata yang dinamakan kerajaan bukanlah seperti yang kita pikirkan. Seperti kerajaan dunia berbeda dengan kerajaan sorgawi. Ada juga yang dikatakan dengan kerajaan “Seribu Tahun”. Kerajaan Seribu Tahun ini menceritakan mengenai mereka yang bertakhta salama Kerajaan Seribu Tahun. Sipakah dia yang memimpin di Kerajaan tersebut? Apakah para raja-raja dunia yang telah banyak menjajah negara dan memiliki kerajaan yang luas? Apakah kerajaan yang menang berperang melawan musuh? Tidak, semuanya itu tidak ada dari kerjaan dunia; melainkan dari kerjaan sorga dimana Allah telah mengaruniakan anak-Nya Yesus dan yang telah di angkat-Nya menjadi Raja atas segala raja. Dia yang telah turun kedalam kerajaan maut untuk mengalahkan musuh-Nya yang juga adalah musuh dari seluruh umat-Nya.
            Beasley- Murray:  Memberikan tentang pembahasan Kerajaan Seribu Tahun, bahwa pada dasarnya Kerajaan Seribu Tahun, berarti ada suatu masa diantara masa ini dan masa Surga Baru dan Bumi Baru atau yang sering disebut dengan masa “Kekekalan”, pada masa itu Mesias akan datang memerintah di Bumi ini.[6] Membuktikan bahwa akan ada kehidupan yang akan datang dimana manusia tidak dapat mengimpikan kehidupan didalam Kerajaan Seribu Tahun itu. Dimana setiap orang yang percaya kepada Yesus dan setiap orang yang di pilih oleh-Nya bersama-sama dengan Dia untuk hidup dan memerintah bersama-Nya dalam Kerajaan-Nya selama Seribu Tahun  lamanya. Karena        Dia sendiri yang berkata “Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir” (Wahyu 22
:12). Mereka adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dengan dan membuatnya Putih didalam Darah Anak Domba. Mereka yang dibunuh karena Firman Allah dan oleh kesaksian yang mereka miliki, dan mereka mengalahkan Iblis oleh darah Anak Domba. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu kemanapun Ia pergi[7]
            Apa yang Allah janjikan kepada mereka yang menang pada zaman ini, dan kepada mereka yang tidak menyembah Antikris dan mereka yang mati syhid pada masa Kesengsaraan, digenapi pada masa Seribu Tahun itu. [8] Didalam rencana Allah, tiga tujuan dari Kerajaan Seribu Tahun sudah sangat jelas, yaitu:
  1. Untuk mengenapi janji-janji Firman Allah kepada mereka yang menang dan kepada mereka yang mati syahid didalam Masa Aniaya yang Besar.
  2. Untuk menggenapi janji-janji Tuhan kepada Abraham, Ishak, dan Yakub,dan kepada keturunan jasmani mereka.
  3. Untuk mempertahankan dan menyatakan kemulian Allah di bumi ini.
Tujuan yang ketiga ini dapat dijelaskan: kalau seandainya tidak ada Kerajaan Seribu Tahun, kalau seandainya surga dan bumi ini dimusnahkan tampa Zaman kebenaran, maka tampak Iblis berhasil merusak bumi ini.[9]



Mereka yang dihakimi
Seperti yang tertulis diatas, mereka yang dibenarkan, dan yang diangkat dan di pilih oleh Yesus Kristus untuk bersama-sama dengan Dia memerintah dalam Kerajaan Seribu Tahun, dan yang berikut adalah mereka yang dihakimi (yang diberi hukuman) untuk masa ini yaitu: “Ibilis dan nabi-nabi palsu”.  Lalu aku melihat seorang malaika turun dari surga memegang anak kunci kerajaan maut dan rantai besar di tangannya. Malaikat adalah utusah Allah untuk melaksanakan kehendak-Nya, jelasa disini malaikat dibedakan dengan pemimpin pasukan yang keluar dari jurang maut. Sekarang kunci telah diberikan kepada Malaikat, yang datang untuk memenjarakan Iblis itu didalam tempat yang terlah disediakan baginya. Mereka ini sebenarnya ialah “yang dikeluarkan oleh Allah dari surga” mereka yang melawan kepada Allah akhirnya ditangkap, kuasanya  sudah patah, telah tiba si ular tua yang dalam kebun Firdaus yang menyebabkan manusia jatuh kedalam dosa. Iblis diikat hingga tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Kuasanya tidak hannya dibatasi, ia diikat hingga tidak berdaya lagi (Wahyu 12:7-9).[10]   
Sementara itu, mereka yang memberi pengajaran “sesat”, atau nabi-nabi palsu dihukum oleh Allah besama-sama denagan si Iblis, “dan Iblis yang menyesatkan mereka, dilempar kedalam Lautan api dan Blerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selam-lamanya” Wahyu 20:14-15. Karena Allah tidak mengkehendaki mereka berbuat demikian, Allah tidak mengenal mereka yang memberikan pengajaran yang salah sehingga menyesatkan umat-Nya itu (Matius 7:15-23). Dikerajaan Seribu Tahun inilah semuanya itu akan digenapi. Dan mereka yang mati sebelumnya, akan mendapat penghakiman kembali. Mereka akan bangkit kembali mereka semua yang mati, untuk mendapat penghakiman dari-Nya (Wahyu 20:11-14).
Jadi, tidak ada yang tidak mendapat penghakiman: seluruhnya itu akan terjadi. Tidak ada yang tidak akan terjadi. Karena Yesuslah sang pengusa, Raja dari segala raja, yang memerintah dan yang menjadi hakim untuk selama-lamanya. Masa itu akan memuncak dengan masa pengadilan yang membawa kematian yang kedua, bagi orang yang tidak mendapat kebangkitan pertama. Ngan demikian mereka yang dibenarkan akan turut menghakimi orang yang menolak Yesus Kristus.[11]
















BAB IV
PANDANGAN YANG MENDUKUNG DAN YANG MENENTANG KERAJAAN SERIBU TAHUN


Berbeda dengan yang kita ketahui, ternyata ada juga pandangan-pandangan yang menolak dan mendukung Kerajaan Seribu Tahun. Salah satunya adalah: “Amilenialisme” yang mengatakan bahwa; “tidak akan ada masa pemerintahan Kristus selama 1.000 tahun secara harafia (kata-kata)”. Orang-orang yang menganut kepercayaan ini disebut amilenialis. Karena itu amilenialis berarti tidak ada “millennium”
Berbeda dengan “Premilenialise” dari pandangan yang paling banyak diterima yang disebut premilenialisme (pandangan bahwa kedatangan Kristus yang kedua kalinya akan terjadi sebelum kerajaan seribu tahun/milenial, dan kerajaan seribu tahun itu adalah pemerintahan selama 1.000 tahun secara harafiah) dan dari pandangan yang tidak lazim diterima yang disebut postmilenialisme (kepercayaan bahwa Kristus akan kembali setelah orang-orang Kristen (bukan Kristus sendiri) mendirikan kerajaan di atas bumi).
        Untuk adilnya, para amilenialis bukannya percaya bahwa sama sekali tidak ada kerajaan seribu tahun. Mereka hanya tidak percaya pada kerajaan seribu tahun secara harafiah – pemerintahan Kristus selama 1.000 tahun di atas bumi. Sebaliknya mereka percaya bahwa saat ini Kristus sementara duduk di atas tahta Daud dan bahwa zaman gereja saat ini adalah kerajaan di bawah pemerintahan Kristus. Tidak diragukan bahwa saat ini Kristus duduk di atas tahta, namun ini tidak berarti bahwa inilah yang dimaksud oleh Alkitab sebagai tahta Daud. Tidak diragukan bahwa Kristus saat ini memerintah, karena Dia adalah Allah. Namun ini tidak berarti Dia memerintah kerajaan seribu tahun.[12]
        Pandangan amilenial adalah hasil dari menggunakan satu metode penafsiran untuk nubuat yang belum digenapi dan metode lainnya untuk ayat-ayat bukan nubuatan dan nubuat yang digenapi. Ayat-ayat bukan nubuatan dan nubuat yang digenapi ditafsirkan secara harafiah atau normal. Namun menurut penganut amilenial, nubuat yang belum digenapi harus ditafsirkan secara rohani, atau bukan harafiah. Mereka yang menganut amilenialisme percaya bahwa pembacaan secara “rohani” terhadap nubuat yang belum digenapi adalah pembacaan yang normal untuk ayat-ayat itu. Ini disebut menggunakan hermeneutika berganda. Karena itu kaum amilenialis memberikan makna yang berbeda kepada bagian-bagian Alkitab itu dan bukannya makna yang normal dan kontekstual dari kata-kata.












BAB V
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Semua yang tertulis dalam Makalah ini adalah tentang Hakim dimasa depan, dan menunjuk kepada judul di depan (Penghakiman). Mengetahui apa yang menjadi alasan adanya penghakiman itu dan apa tujuan adanya penghakiman itu, dan siapakah yang menjadi hakim pada saat itu, siapa saja yang akan dihakimi, penghakiman yang bagaimana yang akan diberikan dan apa dampak yang dapat di ambil dari penghakiman itu. Pertanyaan-pertanyaan yang tertulis diatas adalah suatu alasan untuk dapat di mengerti tentang apa yang akan terjadi. Tetapi sebelum semuanya itu terjadi, kita telah dapat memahaminya.

  1. saran
Diharapkan semua Mahasiswa/i Teologi dan setiap ysang membaca makalah ini,  dapat mengerti tentang apa yang dimasud dengan hakim, penghakiman sehingga mereka tau siapa yang berhak untuk memberi penghakiman itu dan apa konsekuensi dari setiap kesalahan yang dilakukan.







DAFTAR PUSTAKA
Alwi Hasan. KBBI. Jakarta. Balai Pustaka. 2001
Geon, D, P, Jakob. Aku Datang Segera. Surabaya. Momentum. 2002
Hagelberg Dave. Tafsiran Kitab Wahyu. Jakarta. PBMR ANDI. 2005
                Alkitab. Jakarta. LAI. 2002

www. Geoogle. Com. September. 2005

















[1] Hasan Alwi, KBBI, Jakarta, Balai Pustaka, 2001, 382. 
[2] Ibid
[3] Jakob P. D. Goen, Aku Datang Segera, Surabaya: Momentum 2002, 28.
[4] Alkitab, Jakarta: LAI, 2002, 579.
[5] Jacob P. D. Groen, Loc cit, 29.
[6] Dave Hagelberg, Tafsiran Kitab Wahyu, Yogyakarta: 2005, 273.
[7] Ibid, 276.
[8] Ibid, 277
[9] Ibid, 278
[10] Ibid, 280
[11] Ibid, 286
      [12] www.geoogle. Com, September : 2005.